BONTANG – Putaran pertama tinggal menyisakan 1 pertandingan bagi Bontang FC (BFC). Melihat daftar klasemen sementara, BFC masih berkutat di papan bawah, dengan perolehan poin 11 dari 13 pertandingan. BFC ada di peringkat ke-14, atau satu trip dari penghuni dasar klasemen sementara Pelita Jaya.
Kondisi ini sepertinya tidak perlu disesali terlalu dalam. Banyaknya permasalahan sejak persiapan musim ini, hingga tertunggaknya gaji yang dirasakan pemain, adalah faktor yang paling berpengaruh.
Pun demikian, Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra mengungkapkan, secara tim ia menilai permainan timnya sudah membaik pada 5 pertandingan terakhir. Dari segi pertahanan maupun koordinasi penyerangan sudah berjalan rapi. Tapi cukup disayangkan, saat melawan Persija Jakarta dalam pertandingan terakhirnya, BFC harus keok di kandang. Persija dinilai cukup pintar mengatur tempo permainan. “Tapi saya tetap memberi apresiasi, karena anak-anak sudah bermain maksimal dan menunjukkan kualitas,” paparnya.
Andi Adi, sapaan akrabnya mengungkapkan, dalam kondisi tim yang bisa dikatakan remuk redam lantaran kondisi keuangan yang hanya bersumber pada dana APBD Kota Bontang, dan hingga kini belum cair, Andi Adi tetap optimistis di sisa pertandingan, BFC mampu memetik angka penuh. Laga tersebut adalah saat meladeni PSPS di Stadion Mulawarman Bontang, Minggu (13/2) besok. Tambahan 3 poin akan memudahkan tim berjulukan The Red Equator itu menjauhi dasar klasemen. Selain itu, kemenangan juga akan jadi kunci penting kepercayaan pemerintah untuk secepatnya mencairkan APBD.
Menurut dia, saat ini pengorbanan pemainnya sudah maksimal dan bahkan lebih dari apa yang diharapkan. “Pengorbanan anak-anak sudah besar, mereka paham tanggung jawab sebagai pemain profesional. Saya harap setelah APBD cair pemain lebih termotivasi,” tukasnya.
Sementara itu, ketika harian ini mengonfirmasi Ketua DPRD Kota Bontang, Neni Moerniaeni, ia menjelaskan, dari awal tumpuan dana bagi tim memang hanya dari APBD Bontang. Sehingga jalan satu-satunya hanya menunggu pencairan. Ia memastikan total anggaran yang diperuntukkan BFC akan jatuh paling lambat di akhir Februari sampai awal Maret.
“Kami sudah ketok palu, tapi pengesahan dari pusat baru disetujui akhir bulan ini atau awal Maret,” katanya.
Total anggaran berjumlah Rp 21 miliar untuk 1 musim. Dana sebesar Rp 5 miliar sebelumnya sudah dicairkan tahun 2010. Nah sekarang tinggal menunggu sisanya sebanyak Rp 16 miliar sampai habis musim kompetisi 2010-2011.“Jadi dana yang turun nanti berkisar Rp 16 miliar,” imbuhnya.
Neni juga meyakini jika masalah pendanaan yang bertumpu pada APBD daerah, tim-tim lain dipastikan ikut terkena dampak serupa. Bahkan menurut Neni, Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra telah mencarikan dana tambahan untuk mempertahankan tim di Djarum-Indonesia Super League (Djarum-ISL). “Memang kami sulit mencari dana besar untuk menutupi semua gaji pemain,” tuturnya.
Ia berharap para pemain sedikit bersabar demi kelangsungan tim BFC. Jika dana tersebut cair, dipastikan hak-hak pemain segera dilunasi. “Kalau sudah cair, targetnya BFC dapat konsisten bermain. Apalagi sekarang semangatnya cukup meningkat,” pungkasnya.
sumber berita: kaltimpost
0 Komentar
Terimakasih telah mengunjungi wartabersama.blogspot.com
Jangan Lupa Menuliskan Komentar... :)