Fachri Tak Berani Berharap

BONTANG - Jeda kompetisi seharusnya jadi masa-masa yang paling tepat untuk melakukan evaluasi. Bukan semata melihat hasil yang sudah didapat, tapi juga merencanakan agenda perbaikan ke depan. Namun hal itu tampaknya tidak berlaku bagi kubu Bontang FC (BFC).
Adalah Fakhri Husaini, pelatih BFC yang mengakui berat baginya untuk berharap terlalu banyak akan adanya perubahan besar pada kekuatannya. Meskipun dinilai tidak kompetitif karena hanya menempati urutan ke-14 dari 15 kontestan, namun usaha manajemen klub melakukan perubahan besar pada komposisi pemain, jelas berat untuk diwujudkan.
Persoalan tidak adanya dana membuat Fakhri hanya bisa pasrah, dan lebih mengupayakan perbaikan dari sisi mental pemain. Memang, jangankan untuk menambah amunisi baru, untuk membayar gaji pemain yang ada sekarang, BFC sudah kelimpungan. Empat bulan pemain tidak mendapatkan haknya.
“Saya pesimis akan ada penambahan pemain. Dan memang saya tidak berpikir untuk itu. Saya lebih memilih berharap manajemen segera melunasi tunggakan gaji pemain. Itu lebih realistis,” ujar Fakhri.
Saat ini BFC tercatat memiliki 27 pemain. Dari sisi kuantitas, jumlah itu sudah dinilai cukup bagi Fakhri mengarungi sisa kompetisi musim ini. Namun untuk target peringkat, Fakhri enggan membahasnya. Persoalan besarnya adalah karena sulitnya memotivasi pemain karena tidak bisa fokus lantaran diganggu persoalan keuangan. Bagi Fakhri, bisa menyelesaikan setengah kompetisi sudah menjadi prestasi bersama pemain.
“Bisa terus memotivasi pemain yang mentalnya terganggu urusan di luar lapangan, jelas lebih berat dari kondisi normal saat tidak ada gangguan. Makanya bisa menyelesaikan putaran pertama saja, bagi kami sudah jadi satu prestasi,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, manajemen BFC yang hanya mengandalkan sumber dana dari APBD Bontang, menjanjikan pelunasan gaji pemain akan dilakukan pada akhir bulan ini, atau paling lambat awal Maret. Hal inilah yang sebenarnya bisa jadi kunci untuk ‘menjegal’ upaya pemain meninggalkan klub. Walaupun tidak bersinar secara tim, namun penggawa BFC tetap punya nilai jual di mata kontestan Djarum-ISL lainnya. Sebut saja Kenji Adahihara, Ali Khaddafi, atau produk lokal seperti Fadhil Sausu dan Cornelis Geddy.
Beberapa klub diakui Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra, melayangkan permintaan untuk pelepasan pemain-pemain tersebut. Namun syarat yang diajukan BFC tergolong berat untuk dipenuhi. Bentuknya adalah, klub peminat pemain BFC harus mengikuti ketentuan transfer. Pasalnya rata-rata pemain BFC terikat kontrak hingga Juli tahun ini. Selain itu, klub peminat juga harus menalangi keterlambatan gaji selama 4 bulan, serta membayarkan sisa gaji kepada pemain bersangkutan.
Syarat berat inilah yang bisa jadi kunci bagi Fakhri untuk tetap memiliki kekuatan yang sudah dikenalnya sepanjang putaran pertama ini. Namun dengan satu syarat yang juga tidak kalah penting, manajemen BFC sudah melunasi dulu tanggungan gaji kepada para pemainnya.


sumber berita: kaltimpost
sumber gambar: warta bersama


0 Komentar