Bontang Bikin Bandara Baru

BONTANG – Rencana pembukaan rute penerbangan komersil Bontang-Samarinda yang saat ini dijajaki Pemkot Bontang, mendapat sorotan DPRD Bontang. Pemkot diminta untuk mengkaji lagi rencana itu, karena bandara yang digunakan adalah milik PT Badak NGL, yang safety-nya tak boleh kendor dan harus steril terkait statusnya sebagai objek vital nasional.
DPRD lebih cenderung mengusulkan Bontang membangun bandara baru di kawasan Bontang Lestari. "Sebaiknya Pemkot melakukan kajian yang lebih komprehensif sebelum memutuskan membuka penerbangan komersil Bontang-Samarinda," kata Ketua DPRD Bontang Neni Moerniaeni, saat dihubungi Bontang Post (Kaltim Post Grup), Sabtu (11/2) kemarin.
Menurut Neni, kajian ini diperlukan mengingat lokasi Bandara PT Badak tersebut berada di dalam kawasan pabrik industri pengilangan gas milik PT Badak. Risiko kecelakaannya pun cukup tinggi, sehingga membutuhkan pengamanan ekstra ketat. Jika terbukanya akses penerbangan komersil dengan memanfaatkan bandara tersebut, dikhawatirkan akan berdampak pada aktivitas pabrik di PT Badak NGL.
Neni yang juga mengaku ikut dalam rapat bersama Kementerian Perhubungan di Jakarta beberapa waktu lalu, bersama Wali Kota Bontang, Kepala Bandara Temindung, Aritonang, dan Director & COO (Chief Operating Officer) PT Badak NGL Ir Sutopo. Namun, pertemuan itu belum menghasilkan keputusan final. Ia menyebut jika rencana membuka rute penerbangan Bontang-Samarinda menggunakan pesawat perintis masih dalam proses tarik menarik.
"Memang, dalam rapat tersebut ada kecenderungan Kemenhub menyetujui gagasan Kepala Bandara Temindung membuka rute Bontang-Samarinda," katanya. Namun, di sisi lain perwakilan PT Badak NGL, lanjut Neni, tetap bertahan supaya Kemenhub tidak mengeluarkan izin untuk penggunaan bandara PT Badak sebagai lahan komersil karena berdasarkan pertimbangan keamanan pabrik.
"Jika saya ditanya, saya akan memikirkan masalah safety, kita tidak bisa memikirkan masalah ekonomi, sementara keselamatan masyarakat Bontang dipertaruhkan. Jalan baiknya Pemkot sebaiknya membatalkan rencana membuka rute Bontang-Samarinda di PT Badak," paparnya. Namun, ia mengaku malah mendukung jika Pemkot memperjuangkan pembangunan bandara baru di Bontang Lestari sebagai pengganti opsi pembangunan Bandara khusus PT Badak NGL.
"Selain lebih aman, pembangunan bandara baru bisa mengakomodir kepentingan PKT, PT Indominco, serta masyarakat umum yang memang membutuhkan pesawat tersebut. Kalau rencana seperti ini, DPRD siap mendukung," tandasnya. Sebelumnya diberitakan, Pemkot Bontang tengah menjajaki tahap pembukaan rute penerbangan komersil Bontang-Samarinda.
Bahkan, Pemkot telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk merealisasikan itu. Bila sukses, jarak tempuh Bontang-Samarinda yang bila menggunakan jalur darat mencapai 2,5 jam – 3 jam, bisa dipangkas menjadi 15 - 20 menit dengan jalur udara. Adalah Susi Air, maskapai penerbangan yang menunjang terobosan Pemkot itu dengan keinginannya melayani penerbangan rute Bontang-Samarinda. "Kami sudah ada komunikasi, intinya pihak Susi Air bersedia membuka rute penerbangan mereka dari Bontang-Samarinda," ujar Adi Darma, Wali Kota Bontang, Kamis (9/2) lalu.
Untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Adi pun mengaku sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Hal ini dilakukan karena Bandar Udara PT Badak NGL yang berada di dalam kompleks kawasan industri PT Badak NGL belum melayani penerbangan komersil. "Minggu ini kami akan menemui pejabat terkait di Kemenhub untuk membahas kemungkinan menggunakan bandara khusus PT Badak untuk kebutuhan komersil masyarakat," katanya.
Upaya untuk membuka rute penerbangan komersil di Bandara Khusus PT Badak, kata orang nomor satu di Bontang ini, merupakan perjuangan jangka pendek untuk memudahkan sekaligus memperpendek jarak tempuh ke Samarinda dan Balikpapan. Sedangkan, jangka panjangnya, dirinya juga menjajaki peluang pembangunan bandara baru di Bontang Lestari.
Sebab, kebutuhan akses transportasi udara sangat dibutuhkan masyarakat Bontang guna mendukung laju investasi dan perkembangan perekonomian di Bontang. "Bandar udara sangat dibutuhkan di Bontang selain untuk melayani masyarakat Bontang juga mendukung masuk arus investasi," katanya. Ditambahkan, saat ini lahan landasan pacu bandara sudah mulai dipersiapkan oleh pemerintah.
Jika rencana pembangunan itu mendapat itu mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi, maka Pemkot segera akan menindaklanjuti dengan melakukan kajian yang menjadi prasyarat pendirian bandara. "Soal lahan tidak jadi masalah, sekarang ini yang kita butuhkan adalah kepastian dukungan dari pemerintah pusat. Memang perjuangan ini tidak semudah membalik telapak tangan, tapi demi kepentingan masyarakat. Kita akan upayakan semaksimal mungkin," tandasnya.




sumber: kaltimpost.co.id

0 Komentar