PALEMBANG – Prestasi Bontang Football Club (BFC) yang kian terpuruk di dasar klasemen menjadikan tim asal Kota Taman ini harus berjuang lebih keras lagi. Berada di posisi underdog dengan raihan 12 poin dari 20 pertandingan, 3 kali menang 3 kali imbang dan 14 kali kalah. Itu menjadi rekor terburuk sepanjang hidup BFC yang pernah jaya ketika masih bernama PKT Bontang.
Namun, kini kondisi berbalik, tim asuhan Fakhri Husaini ini harus bejuang mati-matian menjalani sisa laga demi laga yang tersisa 8 pertandingan. Lantas, apakah yang membuat tim berjuluk The Red Equator ini sukar menang?
Ketika ditemui usai latihan beberapa pekan lalu, Manager BFC Andi Satya Adi Saputra memberikan alasan yang sangat logis. Kesimpulannya, BFC memang sedang dalam kondisi yang tidak beruntung dan harus berjuang keras untuk memperbaiki di posisi klasemen.
Menurut Andi, ada 3 hal yang membuat BFC sukar menang. Faktor pertama, dimulai ketika BFC dikurangi poinnya ketika 3 klub hengkang ke Liga Primer Indonesia (LPI), yakni PSM Makassar, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang. Tentunya membuat posisi BFC di klasemen menjadi terpental ke papan bawah. Hal itu diyakini Andi sangat membawa dampak psikologis pemain, terutama pada semangat mereka.
Faktor kedua, adalah ketika terhambatnya gaji pemain yang sempat tertunggak selama 2 bulan, hal itu menambah persoalan di awak BFC, hingga sempat menurunya performa Ali Khaddafi dkk, meski selalu di hasupi semangat moril dari pelatih, tetap saja hal itu mempengaruhi keonsentrasi pemain. “Itu cukup membuat tim terganggu, kekalahan yang terjadi pada tim mulai sering terjadi hingga di kandang sendiri juga bisa kalah,” ujar Andi.
Ketiga, adalah faktor poin, BFC beranjak di posisi terbawah klasemen sudah sejak lama sehingga faktor itu akhirnya menular ke pertandingan lainnya. Meski gaji sudah dibayar, namun posisi terbawah membuat tim seperti kehilangan asa, poin yang tertinggal jauh membuat beban pada tim.
Tak hanya BFC, tim lain pun jika dalam keadan seperti itu pasti akan mengalami hal serupa. “Tidak ada yang kurang dari BFC, pelatih dan meteri pemain sangat memadai. Hanya semangat tim, saya akui kurang bagus hingga saat ini,” timpal Andi.
Kini BFC hanya bisa berharap dari 8 pertandingan yang tersisa, 4 laga kandang dan 4 tandang. Tentu di laga kandang harus mereka manfaatkan semaksimal mungkin. Kemenangan harus mereka dapatkan untuk melepaskan dari jurang play off. Jika pada partai tandang di kandang Sriwijaya FC pada Sabtu (16/4) nanti BFC dikawal dewi fortuna, itu menjadi awal yang baik bagi tim ini untuk mengakhiri masa paceklik.
sumber: kaltimpost
0 Komentar
Terimakasih telah mengunjungi wartabersama.blogspot.com
Jangan Lupa Menuliskan Komentar... :)