Diminta Lunasi Gaji, Mansur dan Rustam Mengundurkan Diri

BONTANG  –  Sehari jelang kompetisi bergulir, krisis di Bontang FC tak kunjung reda. Masalah keuangan yang sangat pelik ternyata membuat Direktur PT Bontang Football Mandiri (BFM) Rustam dan Manajer BFC Mansyur tak kuat menahan tekanan. Akibat masalah yang tak kunjung selesai, keduanya sepakat untuk keluar dari tim berjulukan The Reds Equator itu.

Menurut Mansyur, krisis yang dihadapi Bontang FC saat ini sangat berat. “Saya tidak sanggup menghadapinya,” kata dia setelah sebelumnya pemain BFC menuntut pelunasan gaji yang tertunggak sejak Juni lalu, serta 25 persen dari uang muka kontrak musim ini.

Tuntutan ini menurut Mansyur jelas tidak bisa terpenuhi. Karena anggaran untuk membayar gaji pemain belum ada. “Manajemen lama mengarahkan pemain untuk menagih gaji yang belum terbayar kepada manajemen baru,” kata dia.

Padahal menurut dia, pelunasan gaji merupakan tanggungjawab pengurus lama. Sebab manajer dan pemain memiliki posisi yang sama dalam klub. Sama-sama menerima gaji dari pengurus.

Hal senada juga diucapkan oleh Rustam. Menurutnya keputusan keluar dari BFC sudah bulat. “Terus terang saya saat ini sangat sibuk mengembangkan bisnis. Karena itulah saya harus keluar dari Bontang FC,” kata Rustam.

Sebagai asisten manager, menurut dia, sumbangsihnya untuk klub hingga saat ini sudah cukup. Seperti memberi fasilitas hotel kepada para pemain dan fasilitas lainnya.

Rustam dan Mansyur mengklaim, anggaran untuk BFC sebenarnya sudah disetujui oleh DPRD Bontang. “Sudah disetujui Rp 6 miliar,” kata dia.

Karena itulah, keduanya meminta kepada pemain untuk sedikit bersabar. Mereka berdua yakin, keluar dari Bontang FC merupakan jalan yang terbaik untuk klub.

0 Komentar