Roberto Bianchi menegaskan apa sedang yang terjadi saat ini di Indonesia sangat memalukan dan sangat tak masuk akal.
Sepakbola Indonesia berada dalam ancaman FIFA yang kemungkinan akan diputuskan dalam rapat Exco FIFA di Tokyo, 14 Desember 2012. Ini ditengarai, lantaran kedua pihak KPSI dan PSSI memilih tetap menggelar kongres dan mengeluarkan putusan masing-masing.
Jika sanksi FIFA benar terealisasi, ini sangat disesali. Karena,
terjadi didasari keegoisan kedua belak pihak. Ini diungkapkan Pelatih
Kepala PSMS Divisi Utama PT Liga, Suimin Diharja.
“Kalau sanksi itu benar-benar
direalisasikan FIFA, maka Indonesia tidak bisa berlaga di ajang
internasional. Meski di tingkat nasional masih bisa berjalan, namun
banyak anak bangsa yang enggak akan bisa menunjukkan bakatnya untuk
level internasional. Sebagai pelatih, begitu juga para pemain pasti
punya impian untuk bisa membawa tim ke ajang internasional. Situasi
tersebut (sanksi FIFA) akan menyulitkan kita. Kalaupun itu terjadi,
karena kekerasan dan keegoisan kedua pihak,” ungkapnya kepada GOAL.com Indonesia.
Apa yang terjadi selama ini, lanjut Suimin karena sulitnya kedua belah pihak bicara atas nama sepakbola Indonesia ke depan.
“Kalau tujuannya masing-masing untuk membangun sepakbola Indonesia, pasti tidak akan seperti ini kejadiannya. Mereka pasti bisa duduk bareng untuk bicarakan solusinya. Dan, kalau mau membangun sepakbola, apakah harus duduk di kepengurusan? Tidak harus duduk di kepengurusan juga bisa membangun sepakbola. Misalnya membangun sepakbola di level basis dasar, seperti sekolah sepakbola juga bisa,” tuturnya.
“Kalau tujuannya masing-masing untuk membangun sepakbola Indonesia, pasti tidak akan seperti ini kejadiannya. Mereka pasti bisa duduk bareng untuk bicarakan solusinya. Dan, kalau mau membangun sepakbola, apakah harus duduk di kepengurusan? Tidak harus duduk di kepengurusan juga bisa membangun sepakbola. Misalnya membangun sepakbola di level basis dasar, seperti sekolah sepakbola juga bisa,” tuturnya.
“Ini pendapat Abang (saya) pribadi. Abang melihat mereka egois.
Karena enggak bisa membedakan mana kepentingan umum dan pribadi. Masih
ada waktu untuk bersatu. Ini kepentingan nasional, mestinya bisa legowo
keduanya untuk menyelesaikan semuanya,” timpal mantan pelatih Persijap
dan Sriwijaya ini.
Suimin pun yakin, jika kedua belah pihak berhasil menyatukan visi,
misi juga akhirnya kompetisi, akan diikuti level bawah yang terbawa arus
dualisme, karena kisruh PSSI.
“Ya, artinya mereka yang mengajari dualisme. Mereka yang membuat, kalau umpama benar mereka mau bersatu, yang bawah pasti ikut. Seperti PSMS ini. Kalau di atas masih begitu, bagaimana bawah mau mencontoh. Karena kuncinya itu kan di mereka,” ungkapnya.
“Ya, artinya mereka yang mengajari dualisme. Mereka yang membuat, kalau umpama benar mereka mau bersatu, yang bawah pasti ikut. Seperti PSMS ini. Kalau di atas masih begitu, bagaimana bawah mau mencontoh. Karena kuncinya itu kan di mereka,” ungkapnya.
Sementara itu, pelatih Pro Duta FC (klub IPL), Roberto Bianchi
menegaskan apa sedang yang terjadi saat ini di Indonesia sangat
memalukan dan sangat tak masuk akal. “Di sini yang terjadi, sepakbola
sedang dihancurkan, sementara di negara lain sedang mengalami
perkembangan yang sangat baik. Seperti di Malaysia, Thailand, Singapura
juga Filipina,” ujarnya.
Pelatih yang akrab disapa Beto ini menambahkan, jika sanksi FIFA
benar terjadi, maka Indonesia akan menjadi amatir dalam sepakbola. “Saya
berharap ada solusi yang baik untuk hal ini, dan untuk orang-orang
tertentu harus menyadari apa yang telah dan sedang lakukan adalah
sangat buruk bagi sepakbola Indonesia,” tegasnya. (gk-38)
0 Komentar
Terimakasih telah mengunjungi wartabersama.blogspot.com
Jangan Lupa Menuliskan Komentar... :)